SINOPSIS
NOVEL “SANG PENARI”
Alkisah di Pulau Bali
hiduplah seorang pemuda desa yang bernama Putu. Dia hidup bahagia di tengah
keluarga yang sederhana. Ayahnya bernama I. Jagra yang menjabat sebagai Ketua
Adat yang sangat disegani dan dihormati oleh segenap warga kampung, ibunya
seorang wanita yang bijaksana. Dia juga punya seorang adik perempuan bernama
Santi. Dia salah seorang dari pencetus gagasan berdirinya perkumpulan kesenian,
yang berhasil menciptakan sebuah tontonan yang menjadi salah satu objek pariwisata.
Selain itu Putu juga memerankan tokoh utama cerita sendratari berpasangan
dengan Anak Agung Ayu Prami yang lebih dikenal dengan nama Gung Ayu, seorang
gadis cantik Putri Anak Agung Ngrurah Gede, putri seorang bangsawan keturunan
langsung dari raja-raja yang pernah bertakhta di puri.
Hubungan antara Putu dengan Gung Ayu bukan
sekedar pasangan menari saja tapi mereka sudah menjalin hubungan sebagai
sepasang kekasih yang saling mencintai. Tapi hubungan cinta mereka ditentang
oleh ayah mereka karena perbedaan kasta. Ayah Gung Ayu melarang putrinya untuk
menari dan mengancam Putu supaya tidak berhubungan lagi dengan putrinya.
Sedangkan ayah Putu tidak segan-segan menyuruh anaknya untuk pergi ke Jakarta dan tinggal
bersama pamannya yang bernama Pak Made.
Di tengah perjalan menuju Jakarta Putu
bertemu dengan seorang calon wartawati yang bernama Netty. Netty seorang gadis
yang berpenampilan menarik murah senyum, tapi tidak berkesan murahan. Tiba di
Jakarta Putu di sambut hangat oleh Pak Made Paman dan Bibinya serta adik
sepupunya yang bernama Darsana yang baru duduk di kelas 6 SD. Selain Paman dan
bibinya serta adik sepupunya, di rumah Pamannya yang mungil juga tinggal 2
orang laki-laki bernama Mas Herman seorang salesman dan Indra yang bekerja
sebagai konsultan teknik, juga 5 orang wanita yang semuanya bekerja sebagai
pramugari udara.
Putu cepat akrab dengan Herman dan Evi.
Herman yang kecewa kerana istrinya selingkuh sering mencurahkan perasaannya
kepada Putu, Evi yang dihianati oleh kekasihnya yang bernama Freddy juga sering
cerita tentang kekecewaan kepada Putu.
Di Jakarta Putu ikut kursus Perbankan untuk
menghilangkan kejenuhan. Kursus itu terkesan mewah dengan Mbak Diah sebagai
costumer service yang begitu ramah, serta Pak Kartono sebagai instruktur
kursusnya. Di sana
juga Putu berkenalan dengan Benny seorang teman kursusnya yang berasal dari
Batak.
Meskipun tinggal berjauhan dengan Gung Ayu,
tapi putu masih tetap berhubungan lewat surat
dengan bantuan Duarsa, teman Putu semenjak SMA dan Ratni pelayan Gung Ayu
kekasihnya Duarsa. Tapi sayang pada suatu hari semada (Bujang-Puri) yang pernah
ditolak cintanya oleh Ratni, balas dendam kepada Ratni dengan cara memberikan surat dari Putu untuk
Gung Ayu kepada Anak Agung Ngurah Gede. Sehingga Anak Agung Ngurah Gede marah
besar dan mengusir Ratni dan Puri. Karena malu orang tua Ratni ikut-ikutan
marah dan melarangnya untuk berhubungan lagi dengan Duarsa, sehingga Duarsa
kehilangan kontak dengan Gung Ayu. Sedangkan Gung Ayu sendiri dititipkan oleh
ayahnya di Puri Pamannya di Ubud.
Pada suatu malam Putu nekat kabur dari
rumah pamannya, karena telah terjadi kesalahpahaman, Putu tidak tahan akan
omelan pamannya yang terus menerus memberondong dirinya karena cidera ketika
ditempeleng preman yang pernah dipukulnya karena mengganggu Beni teman putu
ketika kursus perbankan. Karena hari sudah sangat malam dan karena merasa
sangat letih, Putu tertidur di depan gereja hingga mulai terang dan akhirnya
dipertemuan Pak Johanes seorang laki-laki yang baik hati yang dengan sukarela
mengajak Putu untuk tinggal di rumahnya. Pak Anes tinggal bersama istrinya yang
bernama Bu Anes dan anak laki-lakinya yang bernama Andre, dia masih duduk di
kelas 2 SMP. Kegiatan Pak Anes sehari-hari membuka bengkel dengan dibantu oleh
Sarman dan Gimin dua orang pemuda asal Jawa Tengah yang rajin sekali bekerja.
Pada suatu malam ke rumah Pak Anes
kedatangan seorang tamu utusan seorang pengusaha kaya yang sedang mencari
seorang guru tari untuk anak-anaknya. Pak Anes mencoba menawarkan pekerjaan itu
kepada Putu. Putu menerimanya dengan senang hati.
Keesokan harinya Putu diantar Pak Johanes
ke rumah Pak Wijaya, pengusaha kaya yang sedang mencari guru tari untuk
anak-anaknya. Tiba di rumah mewah tersebut Putu dan Pak Anes disambut hangat
oleh Nyonya rumah dan dua anak gadisnya yang masih belia. Kakaknya bernama
Laras dan adiknya bernama Julia.
Hari itu juga mereka meminta Putu untuk
memulai mengajar menari. Mereka sangat bersemangat untuk belajar menari.
Hari-hari bergulir cepat, kemajuan demia
kemajuan mereka capai. Beberapa tarian yang diajarkan kepada mereka dapat
diserap dalam waktu yang singkat.
Di Bali dipertontonkan pesta kesenian Bali yang berlangsung selama sebulan penuh. Kedua gadis
tersebut mau menonton pesta kesenian Bali
sekalian melihat-lihat keindahan Pulau Dewata tersebut. Mereka mengajak Putu,
tetapi Putu belum memberi jawaban atas ajakannya.
Suatu hari ayah datang ke rumah Pak Anes
dengan diantar oleh Duarsa, Paman dan Bibi serta Darsana adik sepupunya, untuk
menjemput Putu kembali ke Bali . Walaupun
dengan berat hati terpaksa menyetujui ajakan ayahnya untuk pulang ke Bali .
Sebelum pulang ke Bali ,
Putu memperkenalkan Duarsa dulu kepada Laras dan Julia, sambil memperlihatkan
hasil didikannya selama ini kepada Duarsa. Selain itu juga Putu berpamitan
kepada mereka bahwa dia akan pulang ke Bali dan berjanji akan menjemput mereka
di Bandara Ngurah Rai ketika mereka jadi pergi ke Bali .
Waktu yang ditunggu-tunggu akhirnya datang
juga Laras dan Julia jadi pergi ke Bali dan
dijemput oleh Putu di bandara. Hampur tiap hari Putu mengantar mereka menuju
tempat-tempat wisata yang penting yang ada di pulau Bali .
Hingga pada suatu hari, tanpa ditemani Julia mereka saling mengatakan perasaan
cintanya. Dan pada waktu itu pulalah Putu baru mengetahui bahwa Laras
sebenarnya orang Bali yang mempunyai nama Anak
Agung Putu Larasati. Ayahnya yang pengusaha kaya itu sebenarnya ayah tirinya
yang menikahi ibunya ketika dia masih kecil. Sedangkan ayahnya kawin lagi
dengan wanita pilihan orang tuanya dan sekarang tinggal di Bali .
Suatu malam Putu kembali latihan menari di
Balai Banjar bersama pasangan mainnya, yang kali ini bukan Gung Ayu melainkan
Damayanti seorang guru kesenian SMP lulusan Diploma tari yang bersifat superior
angkuh cenderung seorang-olah dialah yang paling hebat. Meskipun ada
keragu-raguan di hati Putu tentang kembalinya kejayaan sendratari seperti
ketika dia menari berpasangan dengan Gung Ayu, tapi Putu mencoba menjalani
latihan sebaik-baiknya.
Pagi yang cerah Ibu Putu menerika tamu yang
tak lain adalah Laras yang akan mengajak Putu jalan-jalan, Laras kelihatan
sangat gembira. Di tengah perjalan Laras meminta Putu untuk membujuk pemilik
toko seni supaya menjual lukisannya yang diinginkan Laras kemarin. Ketika
lukisan itu diperlihatkan kepada Putu. Putu sangat terkejut kerena lukisan itu
adalah lukisan potret seorang wanita yang mirip Laras.
Putu berbincang-bincang panjang lebar
dengan pemilik toko seni itu tanpa ditemani Laras. Mengenai riwayat lukisan
yang diinginkan Laras dan juga mengenai riwayat hidup masing-masing. Ternyata
pemilik toko itu bernama Anak Agung Anom yang tak lain dan bukan adalah ayahnya
Anak Agung Putu Larasati alias Laras yang jadi korban perceraian ayah dan
ibunya hanya perbedaan kasta.
Ketika Laras menghampiri Putu seakan-akan
sedang dalam mimpi. Ternyata Laras juga masih keturunan raja. Dan yang paling
menggembirakan bagi Putu adalah bahwa ayahnya Laras tidak menentang hubungan
mereka, kerena takut anaknya menderita.
DI KUTIP DARI : http://dinarnurillah7.blogspot.com/
UNSUR INTRINSIK
1. TEMA : Seorang
wanita dan pemuda yang sudah menjalin hubungan cinta namun hubungan mereka di
tentang oleh kedua ayahnya.
2. ALUR : MAJU
Karena
sinopsis tersebut membicarakan tentang kehidupan masa depan
3. PENOKOHAN : PUTU : Sederhana,baik,dan
sangat mencintai Gung Ayu
GUNG
AYU : Baik,sangat
mencintai Putu
I
JAGRA : Egois,menentang hubungan cinta anaknya karena perbedaan kasta.
NETTY : Murah
senyum
HERMAN :
Baik,Suka membantu
EVI : Baik,Suka
membantu
PAK
JOHANES : Suka membantu
4. SUDUT
PANDANG : Sudut pandang novel
tersebut adalah pengarang berada diluar cerita.
5.
SETTING/LATAR
TEMPAT : Bali dan Jakarta
WAKTU :Malam hari, Pagi yang cerah,
SUASANA :Kerja keras, Menegangkan
6.
GAYA BAHASA
7. AMANAT :
Berusaha
mendapatkan apa yang di inginkan
Melestarikan
tarian budaya Indonesia
Tetap
yakin dan percaya pada satu prinsip
8. JUDUL : SANG
PENARI
NAMA :
KHARISMA ADISTI AMALIA
KELAS :
XII IPS 1
0 komentar:
Posting Komentar